Minggu, 12 Januari 2025

gelap malam

kereta melaju dengan cepat
mengejar waktu dan tujuan
banyaknya kursi terisi penuh
dewasa, muda-mudi, hingga anak-anak

hiruk pikuk kota hingga bentang alam terlewati

satu yang bermakna
'Laut'

mengejar menghampiri
dengan deras air biru
luasnya terasa memakan daratan
menggelamkan manusia

rasanya kereta ini dikejar
oleh ombak
dan kini aku tenggelam
tanpa setetes air di tubuh

berapa lama lagi aku akan tenggelam?
satu tahun? lima tahun? 

yang jelas, tubuhku hancur tak bersisa

terkubur dalam reruntuhan takdir
menunggu cahaya di tengah gelapnya malam


Kamis, 09 Januari 2025

perempuan bergaun

kemeja putih yang melekat pada dirinya tampak memukau
menggoda mata untuk terus memandang
gadis-gadis cantik berdiri di depan mata
senyum itu tampak teduh, membawa hanyut pada hati

aku melihat
ada seorang perempuan bergaun yang berdiri jauh
memerhatikan keramaian
perempuan bergaun dengan mata sedu

setiap langkah rasanya begitu cepat
perempuan bergaun itu sudah berada ada dalam dekap
duduk di samping pria kemeja putih

kini alur berganti
aku dihadapkan pada derasnya sungai yang dikelilingi batu curam
hatiku terkejut, perempuan bergaun berdiri di bebatuan yang bawahnya terdapat air yang bergemuruh

kulit wajahnya pucat
dengan bibir gemetar
tangan yang berusaha untuk tetap terjaga
satu kakinya berpijak dengan salah
tubuhnya bagai kapas yang siap diterbangkan angin

di atas bebatuan
pria kemeja putih berdiri dengan tatapan yang tak kumengerti
apakah ia sedih atau marah, aku tidak paham

aku sebenarnya ada di mana?
dan siapa perempuan bergaun dan pria kemeja putih itu?
yang kusadari, aku tidak terlihat oleh mereka

jalan mana yang benar?

Dalam ruang kosong yang tak berkesudahan
Pengap yang memenjarakan napas
Lembutnya angin malam
Kubertanya pada diri


jalan mana yang benar?

kugenggam bunga mawar ini
sakit yang kurasakan
namun bukankah bunga mawar tanda kasih sayang?
ataukah mawar yang kupilih tidak sesuai?
kini kutahu, rasa yang kupunya salah
kupu-kupu itu tak seharusnya ada

ah, jadi begini rasanya menyerah
cinta yang kita punya tak seharusnya ada

tawaku pecah saat memikirkan ini
waktuku terbuang untuk menjalani alur yang tak semestinya


jalan mana yang benar?
saat kita tahu, kita memang tak pernah ada di jalan yang mereka kata benar




Pulang

dalam dekapmu aku pulang dunia seolah kembali pada genggamanku dalam tatapmu aku pulang membawa rasa yang tak terucap dalam diammu aku pulan...